1. Paragraf Naratif
A.
Pengertian Paragraf
Naratif
Karangan Naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita harusbisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasa-kan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca.
Teks naratif terdiri
dari tiga bagian utama:
1.
Orientation
yaitu bagian dimana pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya, dibagian inilah
diperkenalkan dimana dan kapan peristiwa terjadi serta para tokoh;
2.
Complication
yaitu bagian dimana tokoh utama menghadapi rintangan dalam mencapai cita -
citanya, bagian dimana komplik mulai terjadi.
3.
Resolution
yaitu bagian permasalahan yang dihadapi tokoh utama diselesaikan. Pada bagian
ini mempunyai dua kecendrungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagiaan
(happy ending) dan atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending), tetapi
ada juga teks naratif yang membiarkan pembaca/ pendengar menebak akhir cerita.
B.
CIRI-CIRI
KARANGAN NARASI
Menurut Keraf (2000:136), ciri karangan narasi
yaitu:
Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan.
Dirangkai dalam
urutan waktu.
Berusaha
menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh
sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain
alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap
lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
·
Berupa cerita
tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
·
Kejadian atau
peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat
berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks
biasanya narasi tidak menarik. Memiliki nilai
estetika.
·
Menekankan
susunan secara kronologis.
C.
Jenis-jenis
Paragraf Narasi
a.
Narasi
Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki
sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan
tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi
ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang
sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan
mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan
narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada
penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa
yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau
bersifat objektif.
Contoh:
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain
bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuahkontramelodi yang hebat, lalu bergantian
dengan klarinet, meniupkan garis melodiutamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang
akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat
untuk mengantar Ahmad, sang pengantin. Sumber : Tempo, 20
Februari 2005
b.
Narasi Sugestif
Narasi
sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Contoh:
Patih Pranggulang
menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ketubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai
tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelummengenai tubuh Tunjungsekar,
pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan
membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan
hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.Sumber
: Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66
D.
Langkah-langkah
Membuat Paragraf Naratif
Kegiatan menulis karangan naratif dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
1)
Tentukan dulu
tema dan amanat yang akan disampaikan.
2)
Tetapkan
sasaran pembaca kita.
3)
Rancang
peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
4)
Bagi peristiwa
utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
5)
Rincian
peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung
cerita.
6) Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut
pandang.
Teks naratif pada dasarnya adalah teks yang menceritakan sesuatu (Cory, 2002). Menurut Derewianka (dalam Mirjam Anugerahwati, 2004) teks naratif bertujuan untuk menghibur, untuk mendapat dan mempertahankan perhatian pembaca / pendengar cerita. Teks naratif bertujuan juga untuk mendidik, memberitahu, menyampaikan refleksi tentang pengalaman pengarangnya, dan yang tak kurang pentingnya ialah untuk mengembangkan imajinasi pembaca / pendengar. Teks naratif umumnya bersifat imajiner, tetapi ada juga teks naratif yang bersifat faktual, yaitu menceritakan kejadian yang sesungguhnya.
Ada beberapa jenis
teks naratif yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari - hari, misalnya
dongeng, legenda, cerita misteri, cerita horor, roman, dan cerita pendek.
E.
Unsur-unsur dan Tujuan Paragraf Narasi
Sebuah paragraf
narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut:
- Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis
- alur adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik
- Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi
- Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku
- Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis memandang suatu peristiwa
Tujuan menulis karangan narasi secara
fundamental yaitu:
1.) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan
memperluas pengetahuan.
2.) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Contoh;
Suwarni bernyanyi. Suaranya halus dan tenang, mengurai kesunyian. Ia
bernyanyi, seraya berjalan lambat-lambat. Nyanyian yang mrmancar dari dalam
lubuk hatinya; berirama mesra seorang ibu. Lembut-lembut.
Suwarni sedang menidurkan anaknya. Suaranya menggenang di udara.
Membelai-belai si kecil-nakal di dadanya. Sehingga tangan yang kecil montok itu
tiada lagi bergerak-gerak, kakinya tak lagi meronta-ronta. Rianto berdiam diri.
Hanya matanya mengedip-ngedip. Memandang wajah ibunya. Wajah yang terpatri
selamanya di dalam hati nuraninya. Wajah yang senantiasa jernih, lembut pada
pemandangannya itu.
Matanya mengecil, akhirnya lelap
menutup. Rianto tertidur diliputi kasih mesra ibunya.
Tips menulis paragraf naratif;
- Kembangkan pola narasi secara runtut,
Bagian awal dengan
memperkenalkan tokoh-tokoh
- Berikan latar belakang yang diperlukan untuk kelancaran cerita
- Komplikasi, pertikaian yang menjurus ke konflik terdapat di bagian tengah
- Klimaks adalah konflik yang paling menentukan
- Bagian akhir / penyelesaian menceritakan nasib tokoh-tokoh yang terlibat
2. Paragraf Deskripsi
A.
Pengertian Paragraf
Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa
latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya
adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan
pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca
yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk
mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan
kesan, fakta, dan citraan.
Deskripsi merupakan
salah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca
seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan
mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat
karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca.
Sebuah obyek dalam
deskripsi tidak hanya terbatas pada sesuatu yang dapat dilihat, didengar,
dicium, diraba, dan dirasa saja, tetapi dapat pula berupa perasaan hati seperti
rasa cemas, rasa takut, rasa jijik, rasa kasih, rasa cinta, rasa haru, dan
sebagainya.
Penulis deskripsi yang baik, akan berusaha untuk melukiskan suatu obyek dengan sejelas-jelasnya. Dalam hal ini, seluruh pancaindera penulis harus aktif dan peka. Ia berusaha menyajikan perincian-perincian sedemikian rupa dengan pengalaman-pengalaman faktualnya. sehingga obyek betul-betul kelihatan hidup.
Penulis deskripsi yang baik, akan berusaha untuk melukiskan suatu obyek dengan sejelas-jelasnya. Dalam hal ini, seluruh pancaindera penulis harus aktif dan peka. Ia berusaha menyajikan perincian-perincian sedemikian rupa dengan pengalaman-pengalaman faktualnya. sehingga obyek betul-betul kelihatan hidup.
Deskripsi pada
dasarnya tidak dapat berdiri sendiri. Ia hanya menjadi alat bantu dalam suatu
karangan. Dalam paparan atau eksposisi, deskripsi berperan untuk menghidupkan
pokok pembicaraan. menghindarkan kebosanan dan keengganan pembaca, serta
menambah kejelasan. Dalam sebuah karya narasi rekaan (karya fiksi), deskripsi
juga bersifat fiktif dan berfungsi untuk menghidupkan cerita. Sedangkan dalam
karya yang berbentuk argumentatif, deskripsi digunakan secara efektif untuk
lebih meyakinkan pembaca.
B.
Ciri-ciri paragraf Deskripsi
Karangan deskripsi
memiliki ciri-ciri seperti:
- menggambarkan sesuatu
- penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
- membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Secara umum, paragraf
deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Deskripsi
Imajinatif/Impresionis adalah paragraf yang
melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi
agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap
gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang
tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan
mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk
selama-lamanya.
Ramai
peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan-
mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
2. Deskripsi
faktual/ekspositoris adalah paragraf yang
menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa
adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya
khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut
pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan
pembaca.
Apabila objek
yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap
aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak,
bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja dsb.
Contoh :
Di sudut dekat
pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan
baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan
yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya
yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya
yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan
hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
D.
Langkah
menyusun deskripsi
Langkah menyusun
deskripsi:
a. Tentukan objek atau tema yang akan
dideskripsikan
b. Tentukan tujuan
c. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang
akan dideskripsikan
d. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang
baik (menyusun kerangka karangan)
e. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi
yang sesuai dengan tema yang ditentukan
E.
Pola Pengembangan
Paragraf Deskripsi
Pola pengembangan
paragraf deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Contoh Karangan Deskriptif
Berlagu:
Dari barat. Dari timur, selatan dan
utara. Ramai orang berbondong-bondong ke destinasi yang sama. Dari pagi ke
petang hingga ke lepas dinihari. Berasak-asak dalam bahang biar bau peluh basi.
Keinginan yang kuat tak sedikit pun
menjera.
Tiap sudut tiap gerai ada saja tarikannya.Lirik
mata menjeling, mengacu, menembak setepat-tepatnya. Harap-harap ada sesuatu
yang mengena perhatian. Andai hati terpaut pasti akan jadi rebutan. Kata
seorang pegerai selera pembeli ikut minggu bulan puasa.
Minggu pertama pengunjung suka bersama
teman-teman. Dari pangkal hingga hujung mereka cuma jalan-jalan. Kata orang
putih mereka mahu ‘window shopping’ saja. Belek itu belek ini tidak henti duga
harga. Pembeli masa kini bijak menaksir perbelanjaan. Kata pakar kewangan
"Rancang Dulu Beli Kemudian".
Dari sebuah gerai kelihatan seorang pegerai
yang sedang duduk di atas sebuah tangga. Pegerai itu melaung:
" Mari teman
mari handai. Tidak kira apa bangsa. Kita naik mrt, bas, motor, lori atau
kereta. Jalan kaki pun boleh asal kita berhati-hati. Yok, ke bazaar yang tumbuh
bak cendawan selepas hujan."
Minggu kedua pengunjung akan bertukar selera.
Kaki tangan pemerintah tersenyum selebar-lebarnya. 12 hari bulan masuk gaji
menerusi GIRO. Penuh sesak ‘Joo Chiat Complex’ bak ada tawaran IPO. Dendangan
lagu hari raya mula rancak bergema.
Minggu ketiga Geylang makin dibanjiri manusia.
Lepas terawih makin rancak makin hangat suasana. Pegerai tambah mesra melayani
semua pelanggan. Maklumlah, persaingan sengit, tinggi pula harga sewaan. Cukup
andai balik modal. Jika untung bonus namanya.
Pegerai di atas tangga masih melaungkan:
"Mari teman mari handai. Tidak kira apa bangsa. Kita naik mrt,
bas, motor, lori atau kereta. Jalan kaki pun boleh asal kita berhati-hati. Yok,
ke bazaar tahun ini kalau tidak bilakah lagi?"
Minggu keempat demam hari raya mula melanda.
Lampu ‘lap-lip’ terpancar di kekisi tiap jendela. Rumah pangsa Geylang Serai
bak letusan bunga api. Kesesakan jalan raya hingga pukul satu pagi. Manakan
tidak, semua barang turun harga!
Hari terakhir Ramadhan pasar Geylang jadi
tumpuan. Suri rumah beli bekalan hidangan hari raya. Lembu, kambing, ayam segar
tetap menu utama. Janur, tahu dan tempeh tinggi kadar permintaannya. Semalaman
bersiap kerana esok HARI RAYA!!!!
Pegerai di atas tangga mengeluarkan alat penguat
suara lalu melaung dengan sekuat-kuat hatinya:
"Selamat Hari Raya. Ampun maaf pun dipinta. Miskin kaya
bergembira. Sambut dengan sederhana. Jangan lupa berjemaah. Biar sunnah besar
berkahnya. Pulang kelak makan semeja. Tambah mesra sekeluarga. Hah mari ya,
Selamat.Hah Hari Raya ya, Hari Raya. Sekali lagi, Selamat, Hari Raya okay,
Hari Raya."
Sumber:
04.40 | 2
komentar | Read More